Selasa, 19 Desember 2017

Laporan Praktikum Fotosintesis Uji Sachs dan Ingenhousz





                                                             LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR FARMASI
“FOTOSINTESIS”





Nama: Ibrahim Tasrikh Syafaat Assawala
NIM: 70100117078
Kelompok: II (Dua)
Kelas: Lab Farmasi




JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017-2018





BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Energi radiasi yang tersedia di bumi berasal dari matahari. Setiap energi yang digunakan oleh manusia secara langsung atau tidak langsung berasal dari radiasi matahari, kecuali energi atom dan mungkin juga energi panas bumi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, matahari merupakan satu­-satunya sumber energi.
Matahari merupakan suatu pemancar bertubuh hitam dan menurut Hukum Wien, panjang gelombang maksimun berbanding terbalik dengan suhu benda. Proses fotosintesis tersusun atas serangkaian jalur metabolik rumit yang melalui reaksi, tergantung cahaya yang menghasilkan NADPH dan ATP yang kemudian akan digunakan untuk mereduksi COmenjadi karbohidrat melalui reaksi gelap. Reaksi terang memerlukan cahaya untuk satu dari dua tahapan tersebut.
 Sehingga sebagai mahasiswa farmasi, hal tersebut dapat dijadikan landasan percobaan, dimana kita pelu memahami tentang energi yang terkandung untuk mengadakan fotosintesis dan mempelajari bagaimana ciri ciri anatomi dan bikokimia dalam tubuh tumbuhan berinteraksi untuk menangkap dan menyimpan energi



B.     Maksud dan Tujuan percobaan
1.      Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami tentang proses fotosintesis pada tumbuhan.

2.      Tujuan Percobaan
a.       Untuk mengetahui pada proses fotosintesis terbentuk karbohidrat,
b.      Untuk mengamati dan membuktikan pada proses fotosintesis dilepaskan O2,
c.       Untuk mengetahui pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis.

C.     Prinsip Percobaan
1.      Pengamatamn Percobaan Ingenhousz yaitu Hydrilla verticillata (daun hidrilla) ditempatkan dibawah corong terbalik. Jika tumbuhan tersebut terkena sinar, maka timbullah gelembung-gelembung gas yang akhirnya menggumpal didasar tabung reaksi. Gas ini ternyata Oksigen.
2.      Pengamatan Percobaan Sachs yaitu Catherantur roseus (daun tapak dara) dibungkus sebagian permukaan daunnya menggunakan kertas alumunium foil, kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam larutan alkohol untuk melarutkan klorofil, dan ditetesi dengan larutan Yodium untuk membuktikan adanya amilum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Teori Umum
Fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya. Dalam poses fotosintesis, foton ditangkap oleh oleh moleku-molekul pigmen yang spesifik. Elektron-elektron didalam molekul-molekul pigmen tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang diserap dan elektron-elektron itu kembali ke keadaan tak tereksitas  (Kimball. 2010).
Fotosintesis adalah proses pembuatan molekul makanan berenergi tinggi dari komponen yang lebih sederhana, yang dilakukan oleh tumbuhan autotrof (tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri). Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya cahaya, dan syntesa yang artinya penyusun, jadi fotosintesis juga diartikan dengan proses biokimiawi yang dilakukan oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya Daun merupakan komponen utama pada tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis ini, pada daun terdapat klorofil (zat hijau daun),  klorofil inilah yang akan menyerap energi matahari sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi (nutrisi). Fotosintesis berperan sangat penting bagi seluruh kehidupan organik di bumi. Karena selain menghasilkan energi, proses fotosintesis juga akan menghasilkan oksigen untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (Dwijosaputro. 1986).
Untuk terjadinya proses fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai pusat reaksi (reaction center). Keduanya merupakan molekul klorofil-a yang berasosiasi dengan protein tertentu dan komponen-komponen membran lainnya. Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Hampir seluruhnya dilakukan oleh pigmen-pigmen pada kloroplas. Pada membran tilakoid, setiap foton dapat mengeksitasi suatu elektron dan pigmen karetonoid ataupun klorofil. Klorofil berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen ini tidak efektif untuk menyerap cahya hijau. Cahaya hijau pada klorofil dipantulkan atau diteruskan (Lakitan: 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah terbagi atas dua, yaitu faktor internal dan factor eksternal. Faktror internal adalah faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri. Artinya, setiap tumbuhan yang berbeda jenis, walaupun hidup dalam keadaan lingkungan yang sama akan berbeda pula reaksi fotosintesisnya, dapat kita katakan faktor internal merupakan faktor hereditas (keturunan). Misalnya Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang tidak bisa membentuk klorofil (albino) sehingga akan sangat berpengaruh terhadap raksi fotosintesisnya. Kemudian faktor yang kedua adalah faktor eksternal. Diantara faktor eksternal yaitu, ketersediaan air, air merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk reaksi fotosintesis jadi semakin banyak air dalam tanah semakin bagus reaksi tersebut. Karena Fotosintesis sangat bergantung dari penyerapan air oleh akar tumbuhan tersebut. Kemudian yang kedua adalah temperatur, dimana proses fotosintesis merupakan reaksi yang tergantung kepada enzim, sedangkan kerja enzim ini dipengaruhi oleh suhu. Enzim tidak bisa bekerja pada suhu kurang dari 5 derajat Celcius dan diatar 50 derajat celcius, jika suhu tidak sesuai maka fotosintesis tidak akan terjadi. Suhu terbaik untuk proses fotosintesis adalah diantara 28 – 30 derajat celcius. Yang ketiga yaitu ketersediaan CO2, dimana Kandungan CO2 di udara sekitar 0.03 persen, semakin banyak CO2 akan semakin baik rekasi yang terjadi. Kemudian yang ketiga adalah ketersediaan O2, dimana rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah akan menghambat respirasi tumbuhan. respirasi ini juga akan menghambat pembentukan energi oleh tumbuhan (Fried. 2006).
Dalam tahapan fotosintesis dikenal reaksi terang (light reaction) dan reaksi gelap atau siklus calvin (calvin cycle). Dikatakan reaksi terang karena dalam prosesnya reaksi ini membutuhkan cahaya matahari. Reaksi ini terjadi di salah satu ruang kosong pada kloroplas yang disebut membran tilakoid. Dalam reaksi terang, klorofil akan menyerap cahaya dari matahari, energi yang didapat dari cahaya matahari akan digunakan untuk memecah molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen. Reaksi ini disebut sebagai fotolisis, dan dapat digambarkan sebagai : 2H2O → 2H2 + O2. Adapun Reaksi gelap, merupakan reaksi yang tidak bergantung pada cahaya. Inti dari proses reaksi gelap merupakan pengubahan Karbondioksida (CO2) menjadi glukosa. Reaksi gelap ini terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi gelap sangat kompleks, karena pengubahan Karbondioksida (CO2)  (Oman. 2006).
B.     Uraian Bahan
1.      Alkohol (Ditjen POM, 1979).
Nama resmi          :           AETHANOLOUM
Nama latin            :           Etanol
Nama lain             :           Etil alkohol, alkanol, gugus alkil, grain alkohol
Berat molekul       :           46,07 gr
Rumus molekul    :           C2H6O
Rumus struktur    :                  H    H
                                         H – C – C – OH
 H    H
Pemerian            :            Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78o dan mudah terbakar.
Kelarutan            :           Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan       :           Dalam wadah yang tertutup rapat.
Kegunaan            :           Membersihkan objek glass dan deg glass.

2.      Aquadest (Ditjen POM, 2014).
Nama resmi           :           AQUA DESTILLATA
Nama lain              :           Aquadest, purified water, air murni,
Berat molekul        :           18,02 gr
Rumus molekul     :           H2O
Rumus struktur     :           H – O – H
Pemerian             :            Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Kelarutan             :                        Tidak larut dalam minyak.     
Penyimpanan       :             Dalam wadah yang tertutup rapat.
Kegunaan            :             Mencegah preparat agar tidak kering.

3.      Lugol (Ditjen POM, 1979: 327)
Nama resmi          :           LUGOL
Nama latin            :           iodium, kalium lodida
Nama lain             :           Metilen biru, larutan biru, methyl blue, CI 5201
Berat molekul       :           419 gr 
Rumus molekul    :           I2KI
Rumus struktur    :           I I ,  K I
Pemerian              :           Cairan berwarna cokelat, mudah menguap.
Kelarutan             :           larut dalam air
Penyimpanan       :           Dalam wadah yang tertutup rapat.
Kegunaan            :           sebagai indikator adanya amilum sebagai hasil fotosintesis

4.      Natrium bikarbonat (Ditjen POM, 1979).
Nama resmi          :           NATRII SUBCARBONAS
Nama lain             :           Sodium bikarbonat
Berat molekul       :           84,01 gr                                                 
Rumus molekul    :           NaHCO3
                                                 O
Rumus struktur    :           Na H C O
                                                 O
Pemerian              :           Cairan tak berwarna, berasap, bau merangsang
Diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan             :           Larut dalam II bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%)
Penyimpanan       :           Dalam wadah yang tertutup rapat.
Kegunaan         :           Untuk menambah persediaan CO2 didalam air untuk mempercepat laju fotosintesis

C.     Uraian Sampel
1.      Hydrilla verticillata (Daun Hidrilla)
a.       Klasifikasi
Regnum           :           Plantae
Divisi               :           Spermatophyta
Sub Divisi        :           Angiospermae
Class                :           Monocotyledonae
Ordo                :           Hydrocharitales
Famili              :           Hydrocharitaceae
Genus              :           Hydrilla
Species            :           Hydrilla verticillata
(Van Steenis, 2006)
a.       Morfologi
Hidrilla merupakan tanaman produktif di dalam air yang dapat tumbuh dengan cepat dan dapat berembang di dalam air sampai 20 cm. Daunnya kecil berbentu segitiga memanjang, daun terdiri atas 4-8 daun di sepanjang batang. Batangnya bercabang banyak dekat permukaan daun dan tumbuh secara horizontal umbi kecil ada di dasar akar tanaman (Tjitrosoepomo, 2013).
2.      Manihot utilissima (Ubi Kayu)
a.       Klasifikasi
Regnum           :           Plantae
Divisi               :           Spermatophyta
Sub Divisi        :           Angiospermae
Class                :           Dicotyledonae
Ordo                :           Euphorbiales
Famili              :           Euphorbiaceae
Genus              :           Manihot
Species            :           Manihot utilissima
(Van Steenis, 2006)
b.      Morfologi
Batang bulat memanjang, berbuku-buku, berkayu dan tumbuh memnajang. Batang ubi kayu memiliki empulur dan dapat tumbuh 2 hingga 3 meter. Umbi berbentuk panjang berwarna cokelat dengan empulur di dalam batang yang berwarna putih (Tjitrosoepomo, 2009).

3.      Catheranthur roseus (Tapak dara)
a.       Klasifikasi
Regnum           :           Plantae
Divisi               :           Spermatophyta
Sub Divisi        :           Angiospermae
Class                :           Dicotyledonae
Subclass           :           Dialypetalae
Ordo                :           Gentianles
Famili              :           Apocynaceae
Genus              :           Catheranthur
Species                        :           Catheranthur roseus
(Van steenis, 2006)
b.      Morfologi
Tapak dara merupakan daun tunggal, bentuknya agak tebal, bertangkai pendek dan letaknya bersilang. Bagian ujung daunnya meruncing serta pertulangan daunnya menyirip. Permukaan daunnya mengkilap dan memiliki rambut halus (Tjitrosoepomo, 2009).



BAB III
zsMETODE KERJA
A.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah corong, penjepit, gelas piala, dan tabung reaksi
2.      Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum adalah alkohol, aquadest, Hydrilla verticillata (Daun Hidrilla), Manihot utilissima (Ubi Kayu), Catheranthur roseus (Tapak Dara) dan Yodium KI/Lugol.
B.     Prosedur Kerja
1.      Percobaan Sachs
a.       Disiapakan alat dan bahan,
b.      Dibungkus sebagian dari tubuh daun dengan kertas alumunium foil,
c.       Dikeringkan selama 60 menit,
d.      Dibuka kertas Alumunium foilnya dari daun,
e.       Dicelupkan pada alkohol mendidih selama 10 menit,
f.       Ditetesi kembali dengan larutan Yodium/I2KI
g.      Dibilas dengan air mengalir,
h.      Diamati perubahan warna pada daun
1.      Percobaan Ingenhousz
a.       Disiapkan alat dan bahan,
b.      Dimasukkan Hydrilla verticillata kedalam corong,
c.       Dimasukkan corong kedalam gelas beaker,
d.      Ditutupi dengan tabung reaksi,
e.       Diberikan medium air yang diletakkan didalam ruangan tanpa cahaya, dibawah sinar matahari, didalam air dingin, didalam air panas dan didalam larutan NaHCO3 tanpa cahaya,
f.       Diamati gelembung yang muncul,
g.      Dihitung jumlah gelembungnya.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.     Hasil Pengamatan
Tabel Uji Ingenhousz
No
Perlakuan
Jumlah gelembung
Jumlah
5’
10’
15’
1.
Gelas A
(Air + cahaya)
20

30
32
82
2.
Gelas B
(Air tanpa Cahaya)
0
0
1
1
3.
Gelas C
(Air Dingin)
5
0
0
5
4.
Gelas D
(Air Panas)
0
2
2
4
5.
Gelas E
(Larutan NaHCO3 + Cahaya)
0
0
0
0





Grafik Uji Ingenhousz



Keterangan
            A : Air + cahaya
            B : Air tanpa cahaya
            C : Air dingin
            D : Air Panas
            E : Air + NaHCO3
Kesimpulan
Perlakuan A : Dihasilkan banyak gelembung karena diletakkan dibawah cahaya matahari, membuktikan bahwa proses fotosintesis membutuhkan cahaya untuk menghasilkan O2
Perlakuan B : Hanya menghasilkan 1 gelembung, membuktikan bahwa proses fotosintesis tidak akan terjadi tanpa ada cahaya
Perlakuan C : Dihasilkan 5 gelembung, membuktikan bahwa proses fotosintesis tidak akan maksimal pada suhu yang terlalu dingin
Perlakuan D : Dihasilkan 2 gelembung, membuktikan bahwa proses fotosintesis tidak akan maksimal pada suhu yang tinggi, kerena suhu yang tinggi justru merusak klorofil daun
Perlakuan E : Tidak akan menghasilkan gelembung sama sekali karena diletakkan pada medium tanpa cahaya.

 B.     Pembahasan
Rangkaian fotosintesis terbagi atas reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya, tetapi memerlukan karbondioksida) Reaksi terang terjadi pada grana sedangkan reaksi gelap terjadi pada stroma. Dalam reaksi terang terjadi konversi energi cahaya menjadi menjadi energi kimia and menghasilkan oksigen. Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi sintesis terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 da energi (ATP dan NADPH) (Anwar.1986).
Pada percobaan ingenhousz dilakukan menggunkan sampel daun hidrilla (Hidrylla verticillata) yang diberi perlakuan pada kondisi yang berbeda-beda. Yaitu sampel dimasukkan kedalam corong terbalik dan ditutupi dengan tabung reaksi kemudian diletakkan kedalam gelas beaker dengan medium  berbeda dan diberi label A, B, C, D dan E. Pada gelas A diberikan medium air dan diletakkan pada ruangan tertutup  (tanpa cahaya), pada gelas B diberika nmedium air dan diletakkan dibawah cahaya matahari langsung, pada gelas C diberikan medium air dingin yang diletakkan pada suhu normal, pada gelas D diberikan medium air panas yang diletakkan pada suhu normal, Kemudian pada gelas E yang berisi larutan NaHCO3 yang diletakkan pada suhu normal. Setelah itu masing masing sampel diamati berapa rasio gelembung yang muncul dalam interval waktu 5 menit selam 15 menit. Perbedan rasio gelembung yang muncul merupakan bukti bahwa proses fotosintesis  juga dipengaruhi oleh kondisi suhu, ketersediaan air dan cahaya.
Pada percobaan Sachs dilakukan dengan mengunakan sampel daun tapak dara (Catheranthur roseus), diamana pada sampel dibungkus sebagian daunnya menggunakan  kertas alumunium  agar tidak terkena cahaya matahari langsung kemudian daun  dicelupkan ada air panas agar sel-sel  daun menjadi mati , setelah itu daun tersebut diangkat dan dicelukan pada larutan alcohol agar menghilang klrofil (zat hijau daun) pada daun tersebut. Lalu ditetesi cairan lugol dan dibilas dengan air mengalir untuk membersihkan sisa larutan lugol tersebut. Setelah ditetesi dengan lugol maka sampel diamati perubahan warna dan kandungan amilumnya serta bagaimana hubungannya dengan proses fotosintesis.
Hasil percobaan pada uji ingenhousz yang dilakukan menggunakan sampel daun hidrilla (Hidrylla verticillata) yang diberi perlakuan pada kondisi yang berbeda-beda. Yaitu sampel dimasukkan kedalam gelas beaker dengan medium  berbeda dan diberi label A, B, C, D dan E. pada gelas A diberikan medium air dan diletakkan pada ruangan tertutup  (tanpa cahaya), dimana cahaya hanya akan terserap oleh tumbuhan pada tempat yang terbuka, oleh karena itu pada perlakuan tersebut hanya menghasilkan 1 gelembung pada menit ke 15. Sedangkan pada gelas B yang berisi air dan diletakkan dibawah cahaya matahari langsung. Pada perlakuan tersebut dihasilkan sebanyak  82 gelembung, yaitu pada menit ke 5 sebanyak 20 gelembung, pada menit ke 10 sebanyak 30 gelembung dan pada menit ke 16 sebanyak 32 gelembung. Menunjukkan bahwa cahaya memiliki peran penting dalam proses fotosintesis. Kemudian pada gelas C yang berisi air dingin hanya menghasilkan 5 gelembung pada menit ke 5. pada menit selanjutnya tidak terdapat gelembung. Hal ini menunjukkan bahwa proses fotosintesis tidak akan maksimal pada suhu yang dingin.  Sedangkan pada gelas D yang berisi air panas hanya menghasilkan sebnyak 4 gelembung, yaitu pada menit ke 10 sebanyak 2 gelembung dan menit ke 15 sebanyak 2 gelembung pula. Sedikitnya gelembung yang muncul, menunjukkan bahwa proses fotosintesis tidak akan berjalan optimal pada suhu yang tinggi. Suhu yang tinggi justeru akan merusak sel daun. Kemudian pada gelas E yang berisi larutan NaHCO3, yang seharusnya menghasilkan banyak gelembung  karena pada larutan tersebut  sebagai sumber CO2. Dimana, NaHCO3 akan terurai menjadi CO2 dan NaOH. Namun karena keterbatasan waktu sehingga tidak sempat melekukan uji pada sempel tersebut. Kemudian jika ika dilihat dari grafiknya, maka jumlah gelembung yang paling banyak dihasilkan adalah pada medium air yang ditempatkan pada tempat dengan cahaya matahari yang cukup.
Hasil percobaan pada uji sachs, dimana  daun yang tidak ditutupi dengan alumunium foil berubuah warna menjadi biru kehitaman ketika dicelupkan kedalam larutan lugol. Sehingga disimpulkan bahwa pada bagian daun yang tidak tertutupi dan terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan amilum, sedangkan pada daun yang ditutupi dengan alumunium foil tidak terjadi perubahan wana saat dicelupkan dalam larutan lugol, sehingga disimpulkan bahwa pada bagian daun yang ditutupi tidak terjadi proses fotosintesis, karena  cahaya matahari tidak dapat menembus melewati alumunium foil, sehingga tidak menghasilkan amilum.
Perbandingan literatur menunujukkan bahwa terdapat kesamaan dengan praktikum yang dilaksanakan,  dimana pada percobaan Sachs daun yang ditetesi dengan Lugol berubah menjadi biru kehitaman  dimana pada saat ditutupi dengan kertas alumunium warna daun tetap pucat, sedangkangkan pada daun yang tidak tertutupi, warnanya menjadi biru kehitaman. sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas alumunium terdapat amilum, sedangkan pada daun yang ditutupi kertas alumunium tidak terdapat amilum.
 Sedangkan pada uji ingenhousz juga menunjukkan kesamaaan hasil pada literatur, yaitu gelembung yang paling banyak dihasilkan adalah pada sampel yang ditempatkan pada tempat dengan cahaya matahari yang cukup dibandingkan pada tempat gelap tanpa cahaya. Begitupun juga proses fotosintesis  tidak bekerja optimal pada suhu yang terlalu rendah (suhu dingin) dan suhu yang terlalu tinggi (suhu panas). Suhu yang rendah rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis, sedangakan pada suhu yang tinggi justru akan membuat tanaman menjadi mati. Kemudian pada sampel yang diberikan medium NaHCO3 lebih banyak menghasilkan gelembung, karena persediaan CO2 didalam air akan mempercepat laju fotosintesis.
 Alasan penambahan bahan pada percobaan sachs antara lain, alkohol yang berfungsi untuk menghilangkan klorofil (zat hijau daun) pada daun.  Lugol yang berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan amilum, kemudian  penggunaan alumunium foil dalam percobaan yaitu sebagai variable control untuk mencegah terjadinya fotosintesis. Sedangkan pada percobaan ingenhousz pengunaan larutan NaHCO3 pada medium atau zat penguji sebagai sumber CO2. Dimana, NaHCO3 akan terurai menjadi CO2 dan NaOH
Alasan perlakuan pada percobaan Sachs yaitu sampel dimasukkan pada air panas agar daun tersebut layu dan sel-selnya mati sehingga mudah dilarutkan klorofilnya jika dimasukkan dalam alkohol. Kemudian sampel yang dibasuh mengunakan air mengalir bertujuan untuk membersihkan sisa lugol yang masih menempel pada daun. Alasan perlakuan pada percobaan ingenhousz dimana sampel diletakkan pada corong terbalik dan memasukan air hingga memenuhi gelas beaker adalah agar tidak dapat masuk gelembung dari luar yang dapat mempengaruhi jumlah gelembung yang nantinya akan dihitung. Adapun sampel yang diletakkan pada medium dan tempat yang berbeda yaitu bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada masing masing sampel tersebut.
Adapun faktor kesalahan pada uji Sachs yaitu dalam membungkus alumunium foil  dalam keadaan yang tidak tepat. Dimana dilakukan pada waktu hari mulai gelap, padahal seharusnya pada saat tengah hari. Sehingga dalam percobaan tersebut kurang maksimal. Dimana pada daun yang tidak tertutup dan tertuto alumimum foil tidak terlalu jelas perbedaanya. Sedangkan pada uji Ingenhousz yaitu pada corong kaca dan gelas beaker yang tidak rapat posisinya sehingga menyebabkan adanya udara dari luar yang masuk. Kemudian hasil pada uji ingenhousz yaitu pada sampel yang diberi medium NaHCO3  dimana seharusnya menghasilkan banyak gelembung  karena pada larutan tersebut  sebagai sumber CO2 akan mempercepat laju reaksi. Namun karena keterbatasan waktu sehingga tidak sempat melekukan uji pada sampel tersebut.
Hubungan pelakasanaan praktikum dengan farmasi adalah dimana pada proses fotosintesis terjadi pengolahan zat untuk menghasilkan makanan melalui proses kimiawi. Tentu sebagai seorang farmasis kita bisa belajar dari proses fotosintesis ini. dimana kita dituntut untuk menghasilkan atau membuat obat dari alam secara langsung. Kita sendiri yang mengolah dan meraciknya sehingga nantinya obat tersebut dapat bermanfaat kepada orang lain
Dalam hubungannya dengan Al-Qur’an telah dijelaskan dalam Q.S. Al-An’am : 99
وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ نَبَاتَ كُلِّ شَيۡءٖ فَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهُ خَضِرٗا…. ٩٩
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.…”
  Pada ayat diatas dengan jelas secara tidak langsung disebutkan bahwa Tumbuhan dapat tumbuh karena air. Dimana salah satu factor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah ketersediaan air. Sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Kemudian ayat diatas juga menyinggung masalah “tanaman yang menghijau” dimana tanaman yang menghijau adalah klorofil. Klorofil dalam sistem fotosintesis memiliki peran penting didalamnya.  

BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Pada percobaan ingenhousz, membuktikan bahwa fotosimtesis menghasilkan O2 . Jika tanaman tersebut diberi cahaya maka gelembung udara yang ditimbulkan semakin banyak begitupun sebaliknya
Pada percobaan Sachs, daun yang ditutupi dengan alumunium foil menunjukkan perubahan warna lebih pucat. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen hijau (klorofil).
Pada percobaan diatas disimpulkan bahwa cahaya pada proses fotosintesis berperan sangat penting. Hal ini dibuktikan pada gelas beaker yang disimpan dibawah sinar matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada gelas beaker yang disimpan diruangan tertutup atau tanpa cahaya matahari, tidak terjadi proses fotosintesis.

B.     Kritik dan Saran
1.        Untuk Laboratorium
Suasana dalam laboratorium menurut saya sangat kondusif sekali. Namun saran saya agar beberapa alat lab semoga dapat diperbaharui lagi, misalnya beberapa mikroskop yang lensanya tidak tidak berfungsi maksimal. Tentu juga akan berpengaruh pada kualitas praktikum itu sendiri.
2.      Untuk Asisten
Asisten laboratorium menurut saya sudah lebih maksimal dalam memberikan materi maupun dalam proses pendampingan di laboratorium. adapun saran, agar asisten dapat mengatur waktu belajar di dalam laboratorium,  dimana waktu kosong pada saat istirahat tidak terlalu lama, sehingga praktikan dapat lebih cepat pulang


Daftar Pustaka

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DepKes RI
Dwidjosaputra. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan
Fried, George. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
Kimball, John. W. 1996. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Oman, Karmana. 2006. Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press
Van Steenis, C. G. G. J. 2006. Flora. Jakarta : Pradnya Paramitha

  




Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: